Jakarta – Microsoft Artificial Intelligence/AI (kecerdasan buatan) mengingatkan banyak orang mulai menderita psikosis AI.
Istilah ini diberikan kepada orang yang sering minta pendapat pada AI dan percaya saja yang berdampak ke psikologi.
Dengan begitu AI dikesankan memiliki perasaan seperti manusia. Kondisi ini dinilai mengkhawatirkan.
AI sudah memiliki dampak sosial besar meskipun teknologi tersebut tidak memiliki kesadaran dalam definisi manusia.
“Saat ini tidak ada bukti kesadaran AI. Namun, jika orang menganggapnya sebagai kesadaran, mereka akan mempercayai persepsi tersebut sebagai kenyataan,” tulis Mustafa Suleyman.
Psikosis AI yaitu istilah non klinis untuk insiden di mana orang semakin bergantung pada chatbot AI seperti ChatGPT, Claude, dan Grok.
Contohnya, seseorang telah menjalin hubungan romantis dengan AI atau mereka memiliki kekuatan super seperti dewa karena AI mengatakan demikian pada mereka.
Contohnya, pria bernama Hugh dari Skotlandia yakin akan kaya setelah menggunakan ChatGPT untuk membantu mempersiapkan diri menghadapi PHK.
AI memberi tahu ia bisa memperoleh bayaran besar.Bahkan, dia mengatakan pengalamannya begitu dramatis sehingga sebuah buku dan film tentangnya akan menghasilkan 5 juta lebih poundsterling.
“Semakin banyak informasi saya berikan, semakin AI tersebut akan berkata ‘oh, ini buruk, seharusnya Anda mendapat lebih dari ini. AI tidak pernah membantah apa pun yang saya katakan,” ucapnya.
“Jangan takut dengan perangkat AI, mereka sangat berguna. Tapi bahaya jika terpisah dari kenyataan. Bicaralah dengan orang sungguhan, terapis atau anggota keluarga atau apa pun. Tetaplah membumi dalam kenyataan.”
“Perusahaan tidak boleh mengklaim/mempromosikan gagasan bahwa AI mereka memiliki kesadaran. AI juga tidak boleh mengatakannya,” ujar Mustafa Suleyman.
Guru Besar Teknologi di Bangor Uni, Andrew McStay mengutarakan jika seseorang menganggap sistem seperti ini sebagai bentuk baru media sosial, sebagai AI sosial.
“Kita dapat mulai memikirkan skala potensial dari semua ini. Meskipun hal-hal ini meyakinkan, itu tidak nyata,” ucapnya.
“Mereka tidak merasakan, mereka tidak mengerti, mereka tidak bisa mencintai, mereka tidak pernah merasakan sakit, mereka tidak pernah malu, hanya keluarga, teman, dan orang-orang tepercaya yang pernah merasakannya. Pastikan berbicara dengan orang-orang nyata ini.” (adm)
Sumber: detik.com
The post Microsoft Sebut Psikosis AI, Kondisi Ini Dinilai Mengkhawatirkan appeared first on Tekno for Fun.