Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Administrasi Antariksa Korea (KASA), dan sejumlah perusahaan antariksa asal Korea Selatan (Korsel) menjajaki peluang kerja sama baru di bidang antariksa.
Langkah ini diketahui melalui acara ROK-Indonesia New Space Seminar di Jakarta pada Senin (28/7/2025).
Director of International Affairs Division KASA, Jung Kwan-woo menyambut positif kerjasama tersebut yang tidak hanya melibatkan pemerintah, tapi ini mengajak swasta.
“Korea memiliki banyak program riset dan pengembangan, seperti eksplorasi luar angkasa, dan kami juga memiliki infrastruktur seperti space port dan space center, dan space satellite operation center,” katanya.
“Jadi di sisi pemerintah kita bisa menemukan cara untuk berkolaborasi, dan di sektor privat perusahaan Korea dapat mendukung dan berpartisipasi, tapi pemerintah Indonesia harus berpartisipasi di program ini.”
Chairman for Research Organization of Aeronautics and Space BRIN, Dr. Robertus Heru Triharjanto mengemukakan Indonesia dan Korea bisa berkolaborasi di program dengan kepentingan yang sama.
Dia mendorong perusahaan dan investor di Indonesia untuk mengembangkan sektor luar angkasa dan ‘new space economy’, terutama setelah ditetapkannya Peta Jalan Keantariksaan 2045.
“Kami juga mendorong investor Indonesia untuk mengikuti space market, bukan hanya sebagai operator satelit komunikasi tapi juga naik ke hulu untuk menjadi produsen satelit, menjadi stasiun peluncuran dan kontrol, dan penyedia sistem, dan masih banyak lagi,” ucapnya.
“Jadi kita bisa bersatu untuk tujuan ini, menyatukan sumber daya semua orang dan melayani kawasan di Asia Tenggara, di Asia Pasifik, dan untuk kebaikan planet kita.”
Ajakan kolaborasi ini disambut baik oleh Duta Besar Korea Selatan (Dubes Korsel) untuk ASEAN Lee Jang-keun. Namun, ia mengaku sedikit kaget karena kerjasama seperti ini biasanya melibatkan negara maju seperti Amerika Serikat (AS) atau Uni Eropa.
“Saya agak kaget karena saya tidak pernah berpikir akan ada kolaborasi antara Korea dan Indonesia di area ini, terutama karena saya pikir kolaborasi antariksa ini mungkin untuk negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa atau Jepang,” kata Lee dalam kesempatan yang sama,” ujarnya.
“Dan di antara rapat dan pertemuan dengan kolega ASEAN, saya tidak pernah mendengar hal terkait luar angkasa dan tidak ada diskusi tentang luar angkasa. Jadi ini adalah kejutan yang sangat besar.” (adm)
Sumber: detik.com