Jakarta – Menteri Perdagangan Amerika Serikat (Mendag AS) Howard Lutnick, menyatakan pembebasan tarif untuk barang elektronik seperti smartphone dan laptop hanya penangguhan sementara hingga Presiden AS Donald Trump mengembangkan pendekatan tarif baru yang khusus untuk industri semikonduktor.
“Mereka dibebaskan dari tarif timbal balik tapi mereka termasuk dalam tarif semikonduktor, yang mungkin akan berlaku dalam satu atau dua bulan,” katanya ditulis Associated Press (AS).
Donald Trump mengemukakan di media sosial (medsos) tidak terdapat pengecualian sama sekali karena barang-barang tersebut hanya berpindah ke kategori berbeda dan akan tetap menghadapi tarif 20% sebagai bagian hukuman China atas peran dalam perdagangan fentanil.
Pemerintahan Donald Trump sebelumnya mengumumkan akan mengecualikan barang elektronik dari tarif timbal balik.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) China menyambut baik perubahan itu sebagai langkah kecil dan menyerukan AS untuk sepenuhnya membatalkan aturan tarif.
Pengecualian elektronik untuk sementara membuat lega perusahaan seperti Apple, Samsung dan pembuat chip seperti Nvidia. Mereka mengandalkan negara seperti China untuk membuat produk.
U.S. Customs and Border Protection mengonfirmasu barang seperti smartphone, laptop, hard drive, monitor, dan beberapa chip memenuhi syarat pengecualian. Mesin untuk membuat semikonduktor juga dikecualikan
Namun Pejabat Gedung Putih menepis bahwa ada pengecualian dan saat ini sedang dilakukan investigasi rantai suplai elektronik.
“Itu sebenarnya bukan pengecualian. Itu bahkan bukan kata yang tepat untuk itu,” ujar Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer. Ia menyebut tak ada satu solusi untuk masalah yang universal.
Kemudian, Donald Trump akan membahas lebih spesifik tentang pengecualian ini yang dimuat d dalam postingannya di TruthSocial. Dia mengutarakan Gedung Putih memperhatikan semikonduktor dan seluruh rantai pasokan elektronik.
Pemerintahan Donald Trump mungkin berpikir kebijakan tarif untuk saat ini belum mengalihkan lebih banyak manufaktur smartphone, komputer, dan gadget lainnya ke AS dari China.
Apple misalnya, menghabiskan waktu puluhan tahun membangun rantai pasokan dengan cermat di China. Hal ini dinilai membutuhkan waktu beberapa tahun dan biaya miliaran dolar AS untuk membangun pabrik baru Apple di sana. (adm)
Sumber: detik.com